Materi Pembelajaran 11
🎯 Tujuan Pembelajaran (Learning Objectives)
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan mampu
untuk:
- Memahami
& Menjelaskan: Konsep fundamental Green Supply Chain (GSC) dan
Reverse Supply Chain (RSC), serta urgensi implementasinya dalam bisnis
modern.
- Menganalisis
Perbedaan: Mengidentifikasi dan menjelaskan perbedaan mendasar antara Supply
Chain Konvensional dan Green Supply Chain (GSC), termasuk
prinsip-prinsip utamanya.
- Mengidentifikasi
Dampak: Menganalisis dampak negatif logistik dan operasional rantai
pasok konvensional terhadap lingkungan (jejak karbon, polusi).
- Menjelaskan
Komponen RSC: Menguraikan proses dan elemen kunci dalam Reverse
Logistics, seperti pengembalian produk, remanufacturing, recycling,
dan penanganan limbah.
- Menerapkan
Konsep: Mengidentifikasi komponen dan alur sistem GSC dan RSC dari
studi kasus nyata perusahaan global.
1. Pendahuluan: Dampak Logistik terhadap Lingkungan
1.1. Urgensi Logistik Berkelanjutan
- Pernyataan
Masalah: Sektor logistik global, yang meliputi transportasi,
pergudangan, dan distribusi, merupakan kontributor signifikan terhadap
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan konsumsi energi.
- Dampak
Lingkungan Kunci:
- Emisi
Karbon: Pembakaran bahan bakar fosil oleh armada transportasi (darat,
laut, udara) menghasilkan CO2 dan polutan lain.
- Penggunaan
Sumber Daya: Konsumsi energi besar di gudang dan pusat distribusi.
- Limbah
Kemasan: Volume besar limbah plastik, kayu, dan kertas dari material packaging.
- Jejak
Karbon Logistik: Konsep untuk mengukur total emisi CO2 yang dihasilkan
secara langsung maupun tidak langsung oleh operasi logistik, dari
pengadaan hingga pengiriman akhir.
2. Green Supply Chain (GSC)
2.1. Konsep Green Supply Chain (GSC)
GSC, atau Green Supply Chain Management (GSCM),
adalah integrasi pemikiran lingkungan ke dalam seluruh proses rantai pasok,
mulai dari desain produk, pemilihan dan perolehan material, produksi,
pengiriman/distribusi, hingga tahap akhir produk (konsumsi dan
pembuangan/pengembalian). Tujuannya adalah meminimalkan dampak negatif
lingkungan sambil memaksimalkan nilai ekonomi dan sosial.
2.2. Perbedaan Supply Chain Konvensional vs. Green Supply
Chain
|
Fitur |
Supply Chain Konvensional |
Green Supply Chain (GSC) |
|
Fokus Utama |
Efisiensi Biaya, Kecepatan, dan Kualitas (Triple-C: Cost,
Control, Customer) |
Keberlanjutan Lingkungan (Planet), Biaya (Profit),
dan Sosial (People) - Triple Bottom Line |
|
Pengadaan Bahan |
Harga Terendah, Ketersediaan Cepat |
Pemilihan Bahan Ramah Lingkungan (dapat didaur
ulang, biodegradable, minim zat berbahaya, bersumber etis/lokal) |
|
Produksi |
Volume Maksimal, Kecepatan |
Efisiensi Energi, Minimasi Limbah, Proses Produksi 'Hijau'
(Contoh: menggunakan energi terbarukan) |
|
Logistik/Transportasi |
Rute Terpendek/Tercepat |
Pengurangan Jejak Karbon Logistik (Optimasi Rute,
penggunaan mode transportasi rendah emisi/berbahan bakar alternatif, backhauling) |
|
Desain Produk |
Fungsionalitas, Estetika |
Desain untuk Lingkungan (Design for Environment - DfE),
Desain Modular, Daya Tahan, Kemudahan Daur Ulang |
|
Akhir Masa Pakai |
Dibiarkan ke Konsumen (Pembuangan) |
Bertanggung Jawab Penuh (Extended Producer
Responsibility - EPR), Mengelola pengembalian (Reverse Logistics) |
2.3. Prinsip Dasar GSCM
- Pemilihan
Bahan Ramah Lingkungan (Green Procurement): Prioritas pada
bahan daur ulang, bahan terbarukan, atau bahan yang berasal dari sumber
berkelanjutan (sustainable sourcing).
- Pengurangan
Jejak Karbon Logistik (Green Logistics): Melibatkan penggunaan
kendaraan listrik/hybrid, optimasi muatan (load optimization),
konsolidasi pengiriman, dan pemilihan rute yang meminimalkan konsumsi
bahan bakar.
- Pengelolaan
Limbah & Energi (Produksi): Implementasi konsep zero-waste
dalam manufaktur, pemanfaatan limbah menjadi sumber daya (waste-to-energy),
dan investasi pada energi terbarukan di pabrik.
3. Reverse Supply Chain (RSC) / Reverse Logistics
3.1. Konsep Reverse Logistics
Reverse Logistics adalah proses merencanakan,
menerapkan, dan mengontrol aliran bahan mentah, persediaan dalam proses, barang
jadi, dan informasi yang efisien, efektif, dari titik konsumsi ke titik asal,
dengan tujuan menangkap kembali nilai atau pembuangan yang tepat.
Reverse Supply Chain (RSC) adalah rangkaian penuh
kegiatan di atas, melibatkan berbagai pihak, mulai dari pengecer, penyedia
logistik pihak ketiga (3PL), hingga fasilitas daur ulang dan remanufaktur.
3.2. Komponen Utama RSC
- Pengembalian
Produk (Product Returns):
- Pengembalian
Pembeli (Customer Returns): Produk yang dikembalikan karena
cacat, tidak puas, atau karena kebijakan garansi.
- Pengembalian
Saluran Distribusi (Channel Returns): Stok berlebih, barang
musiman yang tidak laku dari pengecer.
- Daur
Ulang (Recycling): Proses mengubah bahan limbah menjadi bahan
baru yang dapat digunakan untuk produk lain. Contoh: peleburan plastik
kemasan bekas menjadi pelet plastik baru.
- Remanufaktur
(Remanufacturing): Membongkar produk yang digunakan,
membersihkan, memperbaiki, mengganti komponen yang rusak, dan memasangnya
kembali ke kondisi seperti baru dengan garansi yang setara. Contoh:
mesin fotokopi, komponen otomotif.
- Pemrosesan
Ulang Limbah (Waste Reprocessing/Disposal):
- Termasuk
perbaikan sederhana (repair), pemakaian ulang (reuse),
hingga pembuangan akhir yang aman (safe disposal) untuk limbah
berbahaya atau yang tidak dapat didaur ulang.
3.3. Tantangan RSC
Mengelola RSC lebih kompleks daripada logistik maju karena
aliran material tidak teratur, kondisi produk yang tidak seragam, dan kebutuhan
akan disassembly serta grading yang cermat.
4. Studi Kasus Nyata (Contoh Praktik GSCM & RSC)
4.1. Green Supply Chain Management (GSCM) oleh IKEA
- Prinsip
GSCM yang Diterapkan:
- Bahan
Baku: Komitmen menggunakan 100% kayu dari sumber yang lebih
berkelanjutan dan 100% katun dari sumber berkelanjutan.
- Desain
Produk: Mengadopsi desain melingkar (circular design), di mana
produk dirancang untuk dapat dibongkar, diperbaiki, dipakai ulang, dan
didaur ulang.
- Green
Logistics: Transisi ke truk listrik untuk pengiriman jarak
pendek/menengah, menggunakan kemasan datar (flat-pack) yang ikonik
untuk memaksimalkan muatan transportasi dan mengurangi jumlah truk di
jalanan.
4.2. Reverse Supply Chain (RSC) di Industri Elektronik
(Program e-Waste Apple)
- Komponen
dan Alur Sistem RSC Apple (Program Trade-In dan Daur Ulang):
- Pengembalian
Produk: Konsumen mengembalikan perangkat lama melalui program Trade-In.
- Pusat
Penilaian/Pengujian: Perangkat diuji dan dinilai kondisinya.
- Keputusan
Aliran:
- Kondisi
Baik: Refurbishment (Pemrosesan ulang/perbaikan ringan) dan
dijual kembali (Reuse).
- Kondisi
Buruk/Usang: Dikirim ke robot disassembly canggih (misalnya:
Daisy) untuk dibongkar secara presisi.
- Daur
Ulang (Recycling): Material berharga (emas, tembaga, kobalt, rare
earth metals) diekstraksi dari komponen. Hal ini mendukung closed-loop
supply chain Apple.
5. Kesimpulan
Green & Reverse Supply Chain Management (GSCM &
RSCM) bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan strategis
dalam lanskap bisnis global yang semakin sadar lingkungan. GSCM mengubah fokus
dari sekadar efisiensi biaya menuju efisiensi sumber daya dengan
mengintegrasikan prinsip ramah lingkungan. Sementara itu, RSCM memberikan
fondasi operasional untuk ekonomi sirkular dengan memastikan produk dan
material mempertahankan nilainya selama mungkin. Implementasi kedua konsep ini
akan menghasilkan keunggulan kompetitif jangka panjang, mengurangi risiko
operasional dan reputasi, serta memenuhi tuntutan Extended Producer
Responsibility (EPR) yang semakin ketat.
6. Daftar Pustaka
A. Text Books
- Carter,
C. R., & Rogers, D. S. (2008). A Framework of Sustainable Supply
Chain Management: Moving Toward New Theory. Journal of Business
Logistics, 29(1), 55–65.
- Srivastava,
S. K. (2007). Green supply-chain management: A state-of-the-art
literature review. International Journal of Management Reviews,
9(1), 53–80.
- Tachizawa,
E. M., & Wong, C. Y. (2014). The Relationship Between Green Supply
Chain Management and Performance: A Meta-Analysis of the Literature. Journal
of Cleaner Production, 79, 169–181.
- Krikke,
H. (2011). Reverse Logistics: A Comprehensive Guide to the Practice of
Reverse Logistics. McGraw-Hill Education.
- Stock,
J. R., & Rogers, D. S. (2016). The Contemporary Guide to Logistics
and Supply Chain Management. FT Press.
B. Jurnal Internasional
1. Govindan,
K., Diabat, A., & Shankar, K. M. (2015). Green Supply Chain Management:
A Review and Research Agenda. European Journal of Operational Research,
247(3), 689–701.
- Linton, J. D., Klassen,
R., & Jayaraman, V. (2007). Sustainable Supply Chains: An
Introduction. Journal of Operations Management, 25(6),
1075–1082.
- Guide Jr, V. D. R., &
Van Wassenhove, L. N. (2009). The Evolution of Closed-Loop Supply Chain
Research. Operations Research, 57(1), 10–18.
- Ahi, P., & Searcy, C.
(2013). A Comparative Literature Review of Definitions for Green and
Sustainable Supply Chain Management. Journal of Cleaner Production,
52, 329–341.
- Laari, S., Huttunen, H.,
& Salminen, K. (2017). The Role of Reverse Logistics in Achieving
Sustainable Supply Chain Performance: Empirical Evidence from Finland.
Journal of Cleaner Production, 145, 172–181.
- Zhu, Q., & Sarkis, J.
(2004). Relationships between operational practices and performance
among early adopters of green supply chain management practices in Chinese
manufacturing enterprises. Journal of Operations Management,
22(3), 265–289.1
- Bernon, M., Rossi, S.,
&2 Cullen, J. (2018). Retail logistics and the urban
environment: A systematic review of the literature. International
Journal of Physical Distribution & Logistics Management, 48(4),
323–359.
- Sarkis, J., Zhu, Q., &
Lai, K. H. (2011). An organizational theoretic review of green supply
chain management literature. International Journal of Production
Economics, 130(1), 1–15.
- Dekker, R., Guide Jr, V.
D. R., Krikke, H., & van Nunen, J. (2013). The State of Closed-Loop
Supply Chain Management. Interfaces, 43(6), 577–594.
- Daugherty, P. J., Richey,
R. G., Genchev, S. E., & Chen, H. (2005). Reverse logistics:
Implications for the supply chain. International Journal of
Physical Distribution & Logistics Management, 35(8), 560–577.
8. Hashtag (20 Hashtag)
- #GreenSupplyChain
- #ReverseLogistics
- #GSCM
- #RSCM
- #SupplyChainBerkelanjutan
- #EkonomiSirkular
- #CircularEconomy
- #ZeroWaste
- #ReduksiKarbon
- #CarbonFootprint
- #Remanufaktur
- #DaurUlang
- #LogistikHijau
- #GreenProcurement
- #ManajemenLimbah
- #EPR
(Extended Producer Responsibility)
- #LogistikIndonesia
- #RantaiPasok
- #Sustainabilitas
- #GreenLogistics

No comments:
Post a Comment